Senin, 25 Mei 2009

Martapura Luv Story

Perkenalan...
Saatku menatapnya, bahagiaku karnanya. Dia malaikat dalam mimpiku. Kini hadir nyata di sisiku. Tersenyum manis kepadaku.
"Oh cinta... Ku ingin bersamanya, selalu di sisinya, tapi ku tak bisa... Padahal ku ingin dia tau, betapa aku mencintainya!"


...Waktu telah berlalu...
Kini dia menjadi teman baikku, dia cerita baru di tembak cwe. Sambil tersenyum bahagia, dia memandangku.
"Oh cinta... Aku cemburu! Ku ingin bersamanya, selalu di sisinya, tapi ku tak bisa.. Dia teman baikku... Padahal ku ingin dia tau, betapa aku mencintainya!"


...
Aliran Waktu
...
Sambil terisak dia menelpon agar aku ke rumahnya. Di rumahnya dia cerita kalau cwe itu mengkhianatinya. Ku tenangkan dirinya, ku hibur, hingga dia tertidur di sampingku. Saat dia bangun, sambil mengucap terima kasih, dia tersenyum manis padaku.
"Oh cinta... Ku ingin bersamanya, selalu di sisinya, tapi ku tak bisa.. Dia teman baikku... Padahal ku ingin dia tau, betapa aku mencintainya!"


...Arus Waktu...

Dia telah pergi ke kota lain untuk melanjutkan sekolahnya. Dengan hati yang luka karna tak sanggup berpisah, aku mengantarkannya ke bandara. Walau dia juga sedih karna kami kan berpisah, dia tetap tersenyum manis sambil menatapku.
"Oh cinta.. Ku tak ingin berpisah dengannya! Ku ingin bersamanya, selalu di sisinya, tapi ku tak bisa... Dia teman baikku... Padahal ku ingin dia tau, betapa aku mencintainya!"

..
.Kini...
Waktu telah berlalu, tapi ku tetap memikirkan dirinya. telponku berdering, ternyata dari adiknya yang bilang kalau dia ada di rumah sakit kota ini. Dia tabrakan saat mau kerumahku karna dia mau memberi kejutan untukku. Aku pun bergegas ke rumah sakit. Di sana dia terbaring, tersenyum manis untuk terakhi kali kepadaku.
"Oh cinta... Aku tak ingin kehilangannya! Ku ingin bersamanya, selalu di sisinya, tapi ku tak bisa... Dia teman baikku... Padahal ku ingin dia tau, betapa aku mencintainya!"


..Setelah Kepergiannya...

Untuk selamanya dai takkan pernah kembali. Sekarang aku sedang menyendiri di kamarku, duduk bersama buku hariannya di sampingku. Perlahan ku buka buku mungil iti lalu ku baca. Di dalamnya ku lihat sepenggal kalimat...
"Oh cinta... Ku ingin bersamanya, selalu di sisinya, tapi ku tak bisa... Dia teman baikku... Padahal ku ingin dia tau, BETAPA AKU MENCINTAINYA!"